10 Juli 2011

kembali !

Perkici Raya 10 Juli 2011,

Lama juga tidak absen di situs untuk curhat colongan ini. Yaa, sore ini, saya memutuskan setor muka sdikit untuk absen di blog suram ini.

#Sedangdimainkan Bing Crosby with Jane Wyman - In the Cool, Cool, Cool of the Evening

Sedikit alunan yang di compose oleh carmichael dan mercer dari tahun 1951, kebab turki yang sedikit terlalu asam karena banyaknya keju meleleh, 4 baterai bold saya dalam jumlah tidak masuk akal itupun tidak pernah cukup, sbagian kecil dari benda bisu yang menemani di minggu sore ini.

Cahaya sore dari langit keemasan menerobos masuk teralis sdikit berdebu dari ruangan 6x4 meter persegi ini.

Pertengkaran kecil di lantai bawah, benda2 yang jatuh terlempar, walaupun sudah memakai headset buluk ini, tetaplah terdengar walopun samar. Tapi itu yg ngangenin. Skitar beberapa hari tidak pernah pulang demi mencari sdikit rejeki buat nyambung idup, suasana ini emang ga pernah brubah, tetap kayak gini adanya.

Ya, keluarga kecil ini, sangat kecil, dengan anggota seadanya, sudah ada yg hilang-hilangan karena takdir berkata demikian. Tetap jatuh dan bangun, walopun dengan sedikit banyak keluhan, tetap jalani diselingi dengan sdkit air mata, emosi dan senyuman. Kebahagian yang gak bisa dibeli dsini, benar sekali. Mau berapapun, mau sekaya apapun, tetap kehadiran dsini gak bisa dbeli. Sederhana, dengan lauk pauk seadanya, gumaman untuk matikan air dan listrik kalau sudah tidak dipakai, teriakan yang berulang kali tidak terdengar karena saya mendengar lagu terlalu keras, dan ajakan untuk sedikit berkeliling bersama oma saya, tidak pernah berubah.

Gak tau bsk masih ada rejeki untuk hidup atau gak, yg penting jalanin hari ini dengan tulus aja udah cukup. Ya, sederhana, tulus, dan bahagia, mungkin itu yang bisa gambarin keluarga saya ini.

18:06 PM, gelap.

sekian dulu. nanti dilanjutkan. sayo nara!

20 Maret 2010

Terlalu banyak "keadaan"




Hari ini, Sabtu, 20 Maret 2010, malam;

Hari dan tanggalnya bisa saya tentukan, tapi tidak dengan jamnya, jarumnya terus berjalan, bingung mau ditentukan jam brapa saya menulis, sedikit berubah jadi detail-er sekarang, mungkin tuntutan profesi atau apalah, hanya ingin memperhatikan detail, walau dari hal kecil, jam menulis tepatnya, jadi saya tidak menuliskannya karena hal tersebut tidak pasti. 

Mau berbasa-basi sedikit, tidak ada yang dikerjakan; 

Lama juga tidak menyentuh blog "jika-perlu-saja" ini, memang halaman saya bersifat seperti itu, karena saya hanya menulis kalau "perlu". Ya, saya bukan seseorang yang hobi menulis blog dan update terus menerus dalam waktu berkala, hanya terkadang-balik lagi ke kepentingan saya di kalimat awal, ya, "jika-perlu-saja".

Untuk pertama kalinya, ingin sedikit mengabadikan apa yang saya pikirkan sekarang, sedikit diluar akal sehat. Gila? tidak, saya masih bisa log in dan ingat username beserta passwordnya, waras? sedikit, karena ada batasan waras yang saya lewati sekarang, tapi saya tidak bisa memberitahu, karena jika terlalu personal akan berimbas buruk pada diri saya, maaf kalau begitu.

Yang sedikit terlintas di pikiran sekarang, sangat komplex sebenarnya, saya tidak menyalahkan jika sulit dimengerti dan malas untuk membacanya, karena saya juga tidak menghendaki untuk seperti itu, melainkan hanya sekedar untuk luapan emosi semata*yang katanya harus selalu diluapkan agar tidak menjadi suatu bom-waktu bagi sang penulis itu sendiri. 

Intinya;

Saya berpikir mengenai suatu keadaan, dimana kita tidak dapat berbuat banyak pada keadaan itu, hanya bisa berjalan dalam jalan yang totalitasnya adalah sampah dan semua bengeknya tetapi tidak bisa berhenti juga karena ini keadaan yang diinginkan, dibutuhkan. Bingung? begini, kadang kita suka terjebak sendiri oleh keadaan yang kita tidak inginkan, tapi keadaan tersebut juga tidak bisa disalahkan, karena kita sendiri yang mengambil untuk ada pada keadaan tersebut. Kita tersadarkan kita sudah salah, tapi kadang peraturan dibuat untuk dilanggar? betul? dan suka ada inti yang lebih dari sekedar hal positif saat kita melanggar; dibandingkan dengan kita terus berjalan dalam jalan yang benar tapi palsu, bohong, apalah sebutannya. Absurd memang, disini tujuannya. Saya mencoba menginterpretasikan hal absurd tersebut.

Jika sudah begini, luapan emosi ini sudah harus dilampiaskan, tidak bisa ditahan terus menerus, bom waktunya terus berjalan; ya, dan pasti ada batasnya, saya tidak mau meledak secara besar-besaran. Tapi tidak bisa juga dilampiaskan ke keadaan ini, karena ini bukan salah keadaan, tapi salah ego; akal sehat kita yang mulai terlihat tidak sehat dalam situasi ini. Skak, blank, buntu, ya, ujungnya dari kegalauan. Tidak jelas lagi harus dilanjutkan kemana arahan, hanya lampiasan-luapan keputusasaan, beserta kegalauan lainnya yang ada pada tampilan layar yang disaksikan Sang Ahli Alam.

Saya tidak tahu banyak mengenai apa yang sudah saya lakukan benar apa tidak, yang saya tahu, saya tidak bisa meninggalkannya. Itu saja. plong!-klop! yang saya rasakan, imajinasi tertinggi yang terungkap dari kejadian mencengangkan yang saya harap, terjadi. Bersyukur, tapi tidak dalam keadaan ini, salah. Semoga ada keadaan lain nantinya dimana saya mendapat nama "orang-yang-tepat-dalam-kondisi-yang-tepat", itu yang saya butuhkan. Tunggu, usaha, berdoa, tetap ada, hanya ini yang saya bisa lakukan. Tentu secara repetisi.

Jujur, saya juga tidak berfikir dan berhenti dalam menulis tulisan ini, aneh dan setengah tidak waras *kelihatannya memang, tapi jari saya terus menerus menekan acak tombol papan kunci sambungan dari monitor datar di depan wajah saya persis.  

Ya, semua yang saya tulis tadi memang tidak ada nyambungnya satu sama lain, benar-benar murni luapan dari ego serta ketololan dan keputusasaan sementara dari pengawal senja pertengahan bulan Maret tahun ini. Mudah-mudahan dimaklumi, saya hanya ingin menulis hal absurd yang ada dalam kepala melalui akal "tidak-terlalu-sehat" saya sekarang. Tidak akan saya baca dari awal lagi karena memang begitu adanya, ini jujur, percayalah! karena jika saya rubah satu tulisan pun diatas, hanya kebohongan dan kepalsuan yang akan keluar. Sekali lagi, tidak ada yang ada saya rubah. 

Ya, terkadang luapan keabsurd-an yang tertahankan dapat berimbas sedikit melegakan. Trimakasih dipersilahkan menulis. Semoga tidak bertambah rumit, dan semoga "semoga" ini bukan hanya semoga.

Percaya, kenyataannya rumit, serumit tulisan ini; 

Saya pamit. Mungkin dalam waktu lama akan menulis lagi. sekian intermezzonya.

Sayonara -rhp



20 Desember 2009

Fuzzy snapshots.



"Do u remember ur childhood?“ 
“Nope ; hm maybe lil bit.”

Childhood amnesia, also known as infantile amnesia, is the common inability of adults to remember the earliest years of their childhood. The amnesia generally covers events from birth until around four years old. Infantile, or childhood amnesia is characterized by the relative absence of memory before 3 or 4 years of age. It is important to note that the term does not refer to complete absence of memories, but the relative scarcity of memories during infancy - Wikipedia.

Monday 21th December 09, 02:31 A.M ;

As usual, Skripshit always makes me felt depressed. Kind of bored to read and write bout “The Effect of Corporate Governance on Firms Earning Management”. Suddenly i looking at my “full-of-unimportant-thing” wall, there's lot of my lately task, some of tips, and reminiscence of my life (not all of my life, part of it i mean). Hm, my eyes directed to my childhood pict. But unfortunately i forgot bout that at all; at that time.

I often said i felt like i "woke up" around age 5 or 6 because i couldn't remember; but very few things before then. Still don’t have a detailed memory, i can't tell you what year it was i went somewhere; i just know that i went. It's always bothered me that i can't remember my childhood (before 5 or 6). I listen to people reminiscence and just get disappointed because my world is always "right now"; not yesterday. It's like i can't conceive of time i'm not actually experiencing, or something like that.

In some serious condition, If someone brings to me something up, it may take a while before some little details come back to my mind. I also rarely remember names unless it's someone i interact with on a frequent basis ; or they had a really strong impact on me. I never forget faces though. (sorry, I forgot; especially my ability to remember the direction bout street too; really pathetic)

To be honest i see most of my life as fuzzy snapshots even recently, the thing with me is that i remember scenes, but not conversations. Auditory input doesn’t stick with me. I can remember the gist of conversations, but not the specific words. This is pretty much across the board, conversations from last week or 15 years ago.

I can't remember much, these photos are the only way of me remembering; anything.

-rhp

11 Desember 2009

Mimpi saya, ya, saya saya!


Tidak tahu kenapa mendadak saya sedikit plin-plan disini, mengurungkan niat untuk menulis tulisan ini, atau menulis saja yah? Karena tak ada maksud dari saya menulis tentang “Mimpi” ini ; menulis, tidak, menulis, tidak, menulis, tidak, menulis! Sampai pada akhirnya saya berpikir, toh tulisan saya yang lain juga tidak ada maksudnya, jadi saya tulis saja kalau begitu, tulisan ini yang tidak bermaksud apa-apa dan hanya keisengan semata saja demi memperlengkap tulisan-tulisan sampah saya sebelumnya,  maaf atas tata-bahasa saya yg tidak karuan, karena saya bukan anak sastra atau pengarang. Hanya seseorang yang bermimpi untuk bisa membeli motor Honda cub 50 cc itu.

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat –wikipedia.

Mimpi merupakan bahasa simbol dari Tuhan - Wolfgang Bode

Mimpi adalah seni yang masih hidup - Joshua Lance Persichetti

Ya, banyak arti mimpi menurut sudut pandang masing-masing individu, juga ada yang mengatakan mimpi dianggap sebagai harapan yang tidak kesampaian, bahkan ada yang beranggapan bahwa mimpi tidak memiliki arti. Ada pula yang menyatakan bahwa mimpi merupakan jalan utama untuk memasuki dunia batin atau hati nurani. Sangat ambigu dan bervariasi, memang, dan setiap orang pasti pernah dan memiliki mimpi bagi dirinya pribadi, tak terkecuali saya sendiri.

Terkadang mimpi ini bisa menjadi sebuah motivator yang lebih besar daripada sesosok makhluk hidup yang menyemangati kita, tak pelak lagi, sepatah kata yg diucap oleh seorang ahli bahasa bilang bahwa kekuatan yg ditimbulkan oleh suatu individu yang bermimpi bahkan katanya dapat memindahkan gunung ; yaa walaupun cuma perumpamaan dan sedikit berlebihan disini, tapi itu perumpamaan yang sangat sebanding *walaupun kenyataannya memang tak masuk di akal ; benar, tak dapat disangkal, kita dapat menjadi hebat karena mimpi !

“Waktu saya merencanakan untuk menulis buku, lebih banyak orang yang mengatakan bahwa saya tidak bisa, ketimbang orang yang mengatakan saya bisa. Mau tahu perbandingannya? Sepuluh banding satu orang. Wow! Jangan kaget. Keadaan demikian sudah sering saya temui. Support system demikian rendahnya di lingkungan di mana saya berada. Untungnya, masih ada satu orang yang mendukung. Dan, saya menyambut satu orang tersebut, maka lahirlah buku perdana saya—Run or Die. Ya, mimpi memiliki kekuatan yang sama pentingnya dengan action plan. Dasar yang menggerakkan Anda untuk melakukan sesuatu adalah mimpi.” Benar, penuturan tersebut dari Relon, seorang public speaker dan penulis buku Run or Die (2008) yang berhasil karena mimpinya, walaupun di satu sisi ia diremehkan oleh banyak orang, tapi dengan mimpinya ia berhasil mendapat apa yang ia inginkan, meski dengan nol kemungkinan.

Begitu pula dengan saya, tak muluk-muluk, mimpi saya sebuah motor tua Honda Cub 50 cc seperti yang saya cantumkan fotonya diatas itu, walaupun sampai saya menulis tulisan ini belum kesampaian, tapi.. yah, semoga tulisan ini bukan hanya seonggok tulisan yang hanya teori busuk. Mudah-mudahan motor tersebut dapat membuktian sedikit eksistensi dari tulisan saya ini. Doakan. -rhp

Sedikit ; berantakan.

10 Desember 2009

101%

doumo ! olá !

It's been a long period since i've wrote those insignificant thing. Awakening time. I just wanna share something that caused me lil bit startled. Recently i've received an astonishing electronic mail from someone whose i dunno who is he/she ; it written like this :  


From a strictly mathematical viewpoint:
What Equals 100%?
What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to
GIVE OVER 100%.
How about ACHIEVING 101%?
What equals 100% in life?


Here's a little mathematical formula that might help answer these questions:
If:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.


If:


H-A-R-D-W-O-R- K 
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%

And:

K-N-O-W-L-E-D-G-E 
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%

But:

A-T-T-I-T-U-D-E 
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%

THEN, look how far the love of God will take you:

L-O-V-E O-F G-O-D 
12+15+22+5+15+6+7+15+4 = 101%


therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

" While hard work and knowledge will get you close,

and attitude will get you there,

it’s the love of God that will put you over the top! " 

p.s : quite theoritical,  but thx. it's really resuscitative !


16 Oktober 2009

Selingan, intermezzo mungkin.

Sedikit berbicara tidak penting, melantur bahkan, maaf.

"Menunggu adalah hal sia-sia!", itu kata sebagian orang ( bahkan hampir semua). Entah jawaban akan doa, atau apapun, bebas, abstrak.
Mencoba terus, berhenti, lagi, mencoba terus, berhenti lagi. Repetisi pun terlakukan terus berulang.

Keluhan, amarah, cacian, berbagai macam ekspresi yang terluapkan saat dihadapkan pada ketidakjelasan.
Cukup manusiawi memang jika hal yang diinginkan tak bisa kita gapai, putus asa, mati mungkin imbas parahnya. Mencaci Tuhan pun dilakukan demi tersalurkannya hasrat berang ini, ironis. Tapi bagaimana lagi? Begitulah kenyataannya? Ya kan?

Titik balik, itu dia!

Perubahan pada pemikiran ini dibutuhkan secepatnya, dari hal-hal yang mendasar sampai komplex sekalipun, semua tergantung pada alam sadar kita. Tanpa kita sadari sebenarnya ,rasa sedih, senang, haru, gundah, galau, syukur, dan luapan perasaan lainnya semua kita kendalikan dengan satu rangkaian kongkrit, pola berfikir.

Mungkin mereka bilang sesuatu hal bisa dikatakan luar biasa! Tapi kita malah datar dan tiada tertarik sedikit pun, yaa, aneh memang. Tapi semua itu tergantung dari mana kita mau melihat hal itu bukan, dari sisi yang sama, atau berbeda sama sekali.

Sering pada hal kecil, sekecil apapun, jarang terucap “terimakasih!” atau apalah jenisnya atas penerimaan pada hal yang hampir terabaikan tersebut. Sebenarnya, walaupun hanya dengan satu kata sederhana itu dan pada hal yang sederhana pula, kita dapat mendatangkan lebih banyak lagi hal yang membuat kita lebih sering lagi mengucap kata sederhana itu. Jauh dampaknya dan bahkan lebih baik sekali dari pada terus mengeluh karena yang didapatkan tak sesuai dengan harapan. Sedikit berbelit-belit di sini.

Dapat artinya?

Semoga. -rhp

4 Oktober 2009

If it doesn't kill you, It will make you stronger.


“Life can be sooo hard at times” that was a true statement, but sometimes we tend to make it much harder, that's the fact! In other side, altough we made it harder, but still, we can deal with it. interesting aite?

I was always amazed at the inversed changes of the human spirit in the midst of misfortune. Although they were hard pressed to realize it because of the trauma of whatever befell them, most people demonstrated amazing strength! (Salute! Cheers!)

Stress? (I've searched in Wikipedia because i can't interpreted it by my self) I would define stress as the result of an event that occurs over which we have little or no control. So It would seem that the keyword here is “control”. The more that we need to maintain our need to be in control, the less able we are to deal with whatever the stress is that might come our way, Agree? The reason for this is that our control tends to limit our ability to accept what has happened. The reality of the incident is, of course, very difficult to accept. However, it did happen! Wow. Once we can accept reality for what it really is, we can then begin to apply whatever remedies to the incident that might be necessary.

Most of us, have a great deal of difficulty accepting reality and try to change it. We call that avoidance. It’s like a “temporary fix” that helps us to feel better for a short period of time (only for a "short-period", bold it!). Avoidance is a normal, natural humance that allows us to recover from certain traumas. However, i’m talking about those who tend to use avoidance as a “way of life” that can severely incompatible with their life. We need to be aware that avoidance doesn’t change the reality of what happened at all and, if time is the fundamental in dealing with a situation, then we’ve “boxed ourselves in” by doing that. 

Sorry for my repeatedly digress. I dunno what i should write furthermore.

done. -rhp

Alter-ego.


This word maybe not really familiar for us in our daily life. Im quite interesting bout this human concept cause may some of us had it (without we already realized). Ok, what is Alter-ego? alter ago is another side to your personality, one that most people don't see. Somebody with Schizophrenia or MPD (Multiple Personality Disorder) has their brain divided into two different people. One of them is the person, the other is not a real person who the brain has "invented". In extremely rare cases, there are three personalities. Let's check out for an easy example, there are so many superhero stories are filled with alter egos. Superman and Clark Kent, Batman and Bruce Wayne, Spiderman and Peter Parker, etc etc.

Having an alter ego at times can be beneficial, provided it does not go overboard. It gives the person a sense of completeness. However, if the alter ego is more perfect than your real self, then it can result in low self-esteem. It is also at times seen that if the alter ego is dominating, then it can prevent a person from leading a normal life. If you have an alter ego then it is important that you don’t let it dominate over your personal life. This can affect your friends and family in a negative manner. (that's for TRUE!)

It is important that you talk to the person suffering from alter ego about their goals and ambitions, this can help you in knowing the hidden desires and you can help the person come out of the alter ego world. Hope this simple article  may useful for us.

cheers. -rhp