20 Maret 2010

Terlalu banyak "keadaan"




Hari ini, Sabtu, 20 Maret 2010, malam;

Hari dan tanggalnya bisa saya tentukan, tapi tidak dengan jamnya, jarumnya terus berjalan, bingung mau ditentukan jam brapa saya menulis, sedikit berubah jadi detail-er sekarang, mungkin tuntutan profesi atau apalah, hanya ingin memperhatikan detail, walau dari hal kecil, jam menulis tepatnya, jadi saya tidak menuliskannya karena hal tersebut tidak pasti. 

Mau berbasa-basi sedikit, tidak ada yang dikerjakan; 

Lama juga tidak menyentuh blog "jika-perlu-saja" ini, memang halaman saya bersifat seperti itu, karena saya hanya menulis kalau "perlu". Ya, saya bukan seseorang yang hobi menulis blog dan update terus menerus dalam waktu berkala, hanya terkadang-balik lagi ke kepentingan saya di kalimat awal, ya, "jika-perlu-saja".

Untuk pertama kalinya, ingin sedikit mengabadikan apa yang saya pikirkan sekarang, sedikit diluar akal sehat. Gila? tidak, saya masih bisa log in dan ingat username beserta passwordnya, waras? sedikit, karena ada batasan waras yang saya lewati sekarang, tapi saya tidak bisa memberitahu, karena jika terlalu personal akan berimbas buruk pada diri saya, maaf kalau begitu.

Yang sedikit terlintas di pikiran sekarang, sangat komplex sebenarnya, saya tidak menyalahkan jika sulit dimengerti dan malas untuk membacanya, karena saya juga tidak menghendaki untuk seperti itu, melainkan hanya sekedar untuk luapan emosi semata*yang katanya harus selalu diluapkan agar tidak menjadi suatu bom-waktu bagi sang penulis itu sendiri. 

Intinya;

Saya berpikir mengenai suatu keadaan, dimana kita tidak dapat berbuat banyak pada keadaan itu, hanya bisa berjalan dalam jalan yang totalitasnya adalah sampah dan semua bengeknya tetapi tidak bisa berhenti juga karena ini keadaan yang diinginkan, dibutuhkan. Bingung? begini, kadang kita suka terjebak sendiri oleh keadaan yang kita tidak inginkan, tapi keadaan tersebut juga tidak bisa disalahkan, karena kita sendiri yang mengambil untuk ada pada keadaan tersebut. Kita tersadarkan kita sudah salah, tapi kadang peraturan dibuat untuk dilanggar? betul? dan suka ada inti yang lebih dari sekedar hal positif saat kita melanggar; dibandingkan dengan kita terus berjalan dalam jalan yang benar tapi palsu, bohong, apalah sebutannya. Absurd memang, disini tujuannya. Saya mencoba menginterpretasikan hal absurd tersebut.

Jika sudah begini, luapan emosi ini sudah harus dilampiaskan, tidak bisa ditahan terus menerus, bom waktunya terus berjalan; ya, dan pasti ada batasnya, saya tidak mau meledak secara besar-besaran. Tapi tidak bisa juga dilampiaskan ke keadaan ini, karena ini bukan salah keadaan, tapi salah ego; akal sehat kita yang mulai terlihat tidak sehat dalam situasi ini. Skak, blank, buntu, ya, ujungnya dari kegalauan. Tidak jelas lagi harus dilanjutkan kemana arahan, hanya lampiasan-luapan keputusasaan, beserta kegalauan lainnya yang ada pada tampilan layar yang disaksikan Sang Ahli Alam.

Saya tidak tahu banyak mengenai apa yang sudah saya lakukan benar apa tidak, yang saya tahu, saya tidak bisa meninggalkannya. Itu saja. plong!-klop! yang saya rasakan, imajinasi tertinggi yang terungkap dari kejadian mencengangkan yang saya harap, terjadi. Bersyukur, tapi tidak dalam keadaan ini, salah. Semoga ada keadaan lain nantinya dimana saya mendapat nama "orang-yang-tepat-dalam-kondisi-yang-tepat", itu yang saya butuhkan. Tunggu, usaha, berdoa, tetap ada, hanya ini yang saya bisa lakukan. Tentu secara repetisi.

Jujur, saya juga tidak berfikir dan berhenti dalam menulis tulisan ini, aneh dan setengah tidak waras *kelihatannya memang, tapi jari saya terus menerus menekan acak tombol papan kunci sambungan dari monitor datar di depan wajah saya persis.  

Ya, semua yang saya tulis tadi memang tidak ada nyambungnya satu sama lain, benar-benar murni luapan dari ego serta ketololan dan keputusasaan sementara dari pengawal senja pertengahan bulan Maret tahun ini. Mudah-mudahan dimaklumi, saya hanya ingin menulis hal absurd yang ada dalam kepala melalui akal "tidak-terlalu-sehat" saya sekarang. Tidak akan saya baca dari awal lagi karena memang begitu adanya, ini jujur, percayalah! karena jika saya rubah satu tulisan pun diatas, hanya kebohongan dan kepalsuan yang akan keluar. Sekali lagi, tidak ada yang ada saya rubah. 

Ya, terkadang luapan keabsurd-an yang tertahankan dapat berimbas sedikit melegakan. Trimakasih dipersilahkan menulis. Semoga tidak bertambah rumit, dan semoga "semoga" ini bukan hanya semoga.

Percaya, kenyataannya rumit, serumit tulisan ini; 

Saya pamit. Mungkin dalam waktu lama akan menulis lagi. sekian intermezzonya.

Sayonara -rhp



2 komentar:

  1. menarik... tulisanmu sama rumitnya seperti beberapa tulsanku (kata orang sih begitu) Kadang emang orang nggak perlu mengerti apa yang kita tulis.. justru itu lebih melegakan buat kita..
    Sorry gan, diriku nyasar ke sini... hehehe.
    bekunjung juga yah

    http://bluenote-daily.blogspot.com/2010/03/si-gila-dan-si-cermin-episode-inisiatif.html

    BalasHapus
  2. kayaknya lu curhat masalah kantor neh, hahahaha

    BalasHapus